Kisah Nyata, Akhir Sebuah Kongsi Bisnis

A dan B berteman baik sejak kuliah. A merintis bisnis dari nol hingga bisnisnya berkembang dan sekarang sudah pantas disebut pengusaha/usahawan. Melihat semangat dan perkembangan bisnis temannya, B tertarik kepada proposal bisnis yang diajukan oleh A. Modal yang dikucurkan oleh B untuk menjalankan proyek bisnis bersama A cukuplah untuk membeli Pakjero baru. Jumlah modal tersebut murni tabungan B, bukan pinjam dari lembaga keuangan. A dan B berkomitmen untuk bekerja sama mengembangkan satu bentuk bisnis kulner. A sebagai pengelola dan B sebagai investor. Setelah setahun berlalu, A tak kunjung memberikan laporan keuangan bisnis kepada B. Tawaran B untuk membantu manajemen usaha pun tidak direspon oleh A. B merasa cemas memikirkan nasib setengah milyar hasil keringatnya bertahun-tahun. Apalagi beberapa pegawai datang ke rumah B menyampaikan keluh kesah bab manajerial A. Ditambah lagi diketahui oleh B, rekening bank yang dipakai oleh A untuk menjalankan bisnis kuliner bersama tersebut merupakan rekening pribadi A. Akhirnya, B memberanikan diri untuk menanyakan tanggung jawab A sebagai pengelola. Namun, bagaimanakah reaksi A ? Ia merasa tidak nyaman karena sering dimintai pertanggungjawaban pengelolaan bisnis oleh B. A malah menyampaikan pengunduran diri sebagai pengelola kepada B. A berjanji akan memberikan laporan keuangan kepada A. Dua bulan setelah A mundur, laporan keuangan juga belum diserahkan kepada B. B melanjutkan bisnisnya sendiri mulai dari awal lagi karena hampir seluruh data penjualan, data pemasok, dan catatan belanja dibawa oleh A. Apakah pelajaran yang dapat kita petik dari cerita di atas?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *