Menurut data Kemenkop dan UMKM RI, UMKM yang dikelola perempuan sebanyak 64,5% dari total UMKM Indonesia pada 2018, atau mencapai 37 juta UMKM.
Sedangkan kontribusi UMKM yang dikelola perempuan terhadap PDB mencapai 9,1 persen. Sementara kontribusinya terhadap ekspor lebih dari 5 persen. Namun, Sektor UMKM yang menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi saat krisis ekonomi tahun 1998, sedang tertatih-tatih bertahan menghadapi Pandemi saat ini. Perlambatan ekonomi tidak terelakkan, jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan akibat virus corona tembus 3,06 juta orang (data per 27 Mei 2020 akibat pandemi). Angka pengangguran diperkirakan bertambah 3 s.d. 5 persen. Haruskah kita larut dalam kemelut ini? Bukankah Life must go on? Bagaimana strategi pemilik UMKM (yang notabene perempuan Indonesia) menyiasati kondisi ini dan bangkit menjadi pemenang?
Protokol bagi pemilik bisnis yang ingin bangkit dan menjadi pemenang di masa pandemi menurut Coach Fitra Jaya Saleh sebagai berikut:
Pertama, berfikir optimis. Selalu bangun fikiran positif walaupun di tengah pandemi. Inna ma’al ‘usri yusro, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Tetap ada peluang bisnis/peluang kebaikan di masa pandemi. Crisis is a common. yang perlu dibenahi adalah respon kita terhadap krisis. Pandemi adalah hadiah terbaik dari Allah SWT. Tidak menyerah pada keadaan agar bisa menjadi pemenang. Orang2 hebat/ pahlawan lahir dari perjuangannya melewati krisis.
Kedua, berdoa lebih khusyuk. Memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT disertai ikhtiar. Tingkatkan kualitas dan kuantitas sholat wajib, sholat Dhuha, puasa, sholat tahajud, shadaqoh, dsb.
Ketiga, bekerja lebih keras. Meningkatkan lama waktu bekerja dan jadilah produktif. Menurut buku 48 Plus, jam kerja orang kebanyakan adalah 48 jam seminggu, sedangkan jam kerja orang-orang sukses adalah 100 jam seminggu. Sehari 15 jam waktu bekerja. Tidak hanya sekedar bekerja, tp juga produktif. Produktif maksudnya memperoleh penghasilan dan kebaikan/kebermanfaatan. Buat checklist/to do list untuk esok hari agar waktu dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Satu menit yang kita habiskan untuk membuat rencana akan menyelamatkan 10 menit dari kesia-siaan.
Keempat, berempati dengan tulus. Walaupun kita sendiri sedang mengalami kesulitan, tetap memperhatikan customer dan orang2 terdekat.
kelima, breaktrough. Mencoba hal-hal baru dan membuat terobosan.
Keenam, belajar new skill. Luangkan waktu 2 jam sehari untuk mempelajari skill baru.
Ketujuh, olahraga. Menjaga kesehatan dengan menjaga kebugaran tubuh dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
Kedelapan, berkeluarga lebih intens. Memperhatikan anggota keluarga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan anggota keluarga.
Kesembilan, berfikir besar. Bangun impian yang ingin diwujudkan seperti membangun pesantren, membangun mesjid, umroh beserta keluarga besar, dsb.
Kesepuluh, berani mengambil keputusan. Beralih ke bisnis yang baru bila bisnis sebelumnya sudah tidak prospek (switch). Di masa krisis dan pandemi, resiko terbesar adalah tidak mengambil resiko.
Sumber: Webinar yang diselenggarakan oleh Bidang P2ES ALPPIND pada tanggal 5 September 2020, narasumber Fitra Jaya Saleh.

makasih min, artikelnya sangat menarik. semoga sehat selalu