Manajemen Pemasaran Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bareng Mulyo

Sabtu, 9 Februari 2019, Pimpinan KJA Ernima Sukmasari diundang oleh KUBE Bareng Mulyo yang berlokasi di Desa Sidomoyo, Godean. Materi yang disampaikan adalah manajemen pemasaran, sesuai dengan permintaan salah satu pengurus. Acara dimulai sekitar jam 13 lebih. Materi manajemen pemasaran yang disampaikan barulah pengantar untuk membuka wawasan dan memberikan motivasi bagi para peserta yang hadir, yang kebanyakan ibu-ibu. Di antara para peserta yang hadir, ada yang usia bisnisnya sudah mencapai 20 tahun. Bisnis tersebut masih dijalankan secara perorangan, tradisional, dan turun temurun. Usaha yang dijalankan oleh para peserta pelatihan ada beberapa jenis yakni memproduksi ketupat, warung makan lesehan, dan toko kelontong.

Bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak mandeg, jalan di tempat, atau yang penting jalan. Bisnis itu berkembang, berkesinambungan, dan dapat memberikan kebermanfaatan tidak hanya untuk pemilik bisnis, melainkan lebih luas untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Agar bisnis dapat dikelola dengan baik, beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh pemilik bisnis adalah manajemen sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, dll. Manajemen pemasaran merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan untuk pengembangan bisnis.

Menurut Philip Kotler (1980), manajemen pemasaran adalah proses analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan pengertian manajemen pemasaran menurut Dharmmesta dan Handoko (1982)
adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan pertukaran. Jauh sebelum barang diproduksi, proses pemasaran tersebut sudah dilakukan dan tidak berakhir pada penjualan.

Bisnis zaman sekarang sudah tidak sekedar tentang bagaimana menghasilkan dan menjual barang atau jasa. Konsep pemasaran bisnis bergeser menjadi bagaimana menghasilkan kepuasan pelanggan dan membangun kedekatan dengan pelanggan. Manajemen pemasaran yang berkembang saat ini adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan mendapatkan pelanggan baru. Bila pelanggan puas dengan produk kita, ia akan memasarkannya dengan sukarela. Apalagi zaman sekarang kebanyakan orang, tua dan muda, suka selfi dan berbagi informasi melalui sosmed. Pelanggan bertambah, maka laba juga akan bertambah. Namun, bila pelanggan kecewa, kemudian berkurang, atau akhirnya menghilang, pemilik bisnis akan kehilangan laba. Lambat laun pemilik bisnis akan kehilangan peluang untuk mempertahankan bisnisnya. Merawat pelanggan menjadi kebutuhan bisnis untuk mempertahankan laba jangka panjang alias keberlangsungan dan pengembangan bisnis.

Penyampaian materi diselingi dengan dialog interaktif antara narsum dengan para peserta.

Setelah sampai pada poin no. 5, evaluasi yang dilakukan oleh sebagian peserta pelatihan masih sebatas insidental. Misalnya saat ada pelanggan yang mengeluhkan ada ketupat yang kosong, atau masih agak keras, atau ada pelanggan yang kecewa karena kehabisan stok. Ada juga peserta yang curhat kalau salah satu pelanggannya tidak pernah kembali membayar hutang. Dari dialog tersebut, diketahui para peserta pelatihan tidak memiliki catatan keuangan bisnisnya. Ada yang menjawab, awalnya ybs. tertib mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membuat ketupat dan berapa banyak ketupat yang sudah terjual. Namun, karena aktivitas membuat dan menjual tersebut rutin dilakukan, ybs mengaku sudah hafal di luar kepala. Peserta lainnya mengaku tidak sempat membuat catatan keuangan. Data biaya dan penjualan hanya mengandalkan ingatan. Oleh karena para peserta tidak memiliki catatan keuangan, akhirnya evaluasi tidak dapat dilakukan secara objektif. Narasumber memberikan pe er agar para peserta mulai mencatat perjalanan bisnisnya, termasuk pencatatan keuangan. Para peserta yang kebanyakan membuat ketupat bercerita kalau sehari dapat menghasilkan 1000 ketupat matang. Bahkan saat Hari Raya bisa menghasilkan ketupat sampai 10.000 unit dalam sehari. Wow, mengagumkan bukan.

Sampai ketemu dengan cerita pengalaman KJA Ernima Sukmasari lainnya. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *